Sudah hampir seminggu lebaran berlalu di tahun ini. Pasti sudah basi sih mendengar narasi-narasi lebaran ini "berbeda dari tahun-tahun yang lalu". Nyatanya bisa dipastikan bahwa lebaran dari tahun ketahun punya perbedaan masing-masing. Apalagi yang sudah beranjak dewasa yang dulunya hanya puasa godong mpreng sekarang mulai terbiasa full. Dulunya puasa hanya diribetkan masalah tugas sekolah ataupun kuliah sekarang berganti diribetkan tugas di tempat kerjanya. Dulunya lebaran sangu THR nya buat beli tembak-tembakan, tamiya atau beyblade sekarang malah gantian ngasih THR anak orang. Intinya dari tahun ketahun pasti ada bedanya lah.
Ada sih hal yang masih sama disetiap moment lebaran dari tahun ketahun yaitu kalimat tanya yang didepannya dimulai dengan kata "Kapan?",
- Kapan Lulus Sekolah?
- Kapan Lulus Kuliah?
- Kapan Punya Kerja?
- Kapan Punya Pacar?
- Kapan Nikah?
- Kapan Punya Momongan?
- Kapan Punya Rumah?
- dan Kapan - kapan yang lainnya
Seringnya kita ke triggered mendengar kalimat yang diawali "kapan" diucapkan oleh orang ketika lebaran. Sehingga nyauri pun dengan mengedepankan emosi lalu akhirnya suasana menjadi tidak mengenakan. Padahal kita harusnya juga paham dengan lawan bicara kita karena kalaupun memang orang itu tau atau sering berinteraksi dengan kita pertanyaan "kapan" itu ujungnya bisa untuk becandaan saja. Kalaupun untuk orang-orang yang jarang bertemu dengan kita pertanyaan "kapan" itu pada dasarnya bisa juga untuk kalimat pilihan basa-basi selain basa-basi dengan kalimat, "piye kabare le, nduk?"
Pada akhirnya pertanyaan "kapan" dihari lebaran tidak akan dapat dihilangkan. Pasti akan ada terus menerus sampai yang nanya nanti bosan sendiri, karena sudah tidak ada list pertanyaan dengan awalan "kapan". Ya masih ada satu pertanyaan "kapan" sih, cuman kalau ini ditanyakan pasti memicu suatu tindakan anarkis atau bisa membuat baku hantam, hahaha.
ditulis dengan menikmati camilan yang hampir habis
ikan hiu makan tomat,
Post a Comment
Post a Comment