Hmm mulai dari apa ya untuk pembukaan tulisan ini. Apa langsung ke point saya nonton konser Fiersa Besari? Keknya tidak deh kurang berkesan. Atau menceritakan tentang ban motor yang bocor ketika mau nonton konsernya? Keknya ya biasa juga deh. Oke gini sajalah mulainya ribet kali mau mau nulis awalnya.
Pada minggu (29/9) saya mendapatkan sesuatu yang merubah pandangan didalam diri. Sebuah pandangan tentang masalah kebetulan. Ternyata kebetulan itu bukan merupakan yang mutlak harus dimaklumi didunia ini. Tapi semua ternyata sudah ada titik yang siap disambungkan dengan garis-garis kehidupan.
Salah satu titik yang saya rasakan adalah kemarin tidak menyangka bisa bertemu dengan Fiersa. Saya jujur bukan orang yang sefanatik atau senang dengan orang yang nyetel lagu waktu yang salah. Bahkan sempat merasa risih ketika ada teman yang setiap hari ngeplay lagu itu.
“Senja lagi, kopi lagi, waktu yang salah lagi, halahhh apa sih”, batin saya.
Tapi kenapa akhirnya kenapa saya malah kemarin datang ke konsernya? Padahal saya awalnya bukan orang yang senang lagunya, maupun bukunya? Nah ternyata disinilah garis itu mulai muncul untuk menghubungkan titik dimana saya akhirnya bisa lihat konsernya Fiersa.
Titik yang pertama kali muncul adalah tentang peristiwa patah hati yang saya rasakan. Setiap orang pernah merasakan patah hati terhebat didalam hidupnya. Begitulah kata Raditya Dika di dalam film Koala Kumalnya yang menceritakan tentang patah hati. Namun apesnya saya adalah orang yang tahun-tahun belakangan ini merasakan patah hati.
Bukannya saya tidak belajar dari pengalaman. Saya selalu belajar dari itu dan selalu memperbaiki lagi tapi yang terjadi adalah selalu mendapatkan hal yang berbeda-beda dari hal sebelumnya saya alami. Sehingga saya menjadi orang sering dihujat oleh teman-teman dengan perkataan,
“Halah makane ojo kesuen, makane ojo keakehan mikir, makane ojo pilih-pilih”.
Sebenarnya tujuan mereka bilang seperti itu demi kebaikan saya sendiri agar tidak merasakan kesialan lagi. Tapi mau gimana lagi saya juga tidak bisa menjadi orang yang tau masa depan walaupun hanya 1 detik kedepan. Makanya yang terjadi saya rasa adalah sesuatu hal yang pastinya sudah ada takdirnya sendiri.
Saya bukan tipe orang yang gampang nyerah untuk masalah apapun. Tapi juga orang yang memiliki tingkat keraguan yang tinggi. Makanya patah hati yang terjadi bukan menjadikan saya orang yang punya pemikiran,
“Udahlah ngapain ngoyo-ngoyo ngejar cewe, udahlah jodoh sudah ada yang ngatur, udahlah jangan jadi cowo yang sok care, jadi cuek biar cewe yang ngejar-ngejar".
Hahaha entah saya yang keras kepala atau gimana tapi ketika ada yang cerewet begituan, mental semua kata-kata itu. Saya juga pernah egois dengan kesibukan sehingga dulu pernah menjadi orang yang cuek dengan ponsel dan tidak memberi kabar doi. Saya pernah diposisi dikagumi banyak wanita dan membuat saya merasa nyaman sendiri karena tidak akan ada yang cemburu.
Semakin kesini maka semakin saya memahami sesuatu bahwasannya saya tidak bisa begitu terus-terusan. Sehingga sekarang berubah hampir 90% dan membuang sifat-sifat yang buruk. Cenderung sekarang menjadi nice guy yang sering patah hati karena terlalu baik mungkin yak.
Pada dasarnya patah hati bukanlah hal yang ditakuti karena itu adalah resiko mencintai seseorang. Tapi patah hati bisa jadi menyebalkan karena bisa membuat tidak makan nasi berhari-hari, mau ngapa-ngapain serba salah, mau diem keingetan, mau tidur juga tidak bisa langsung merem, mood berantakan. Intinya patah hati menyebalkan jika tidak tau obatnya dan obat patah hati itu adalah mencari yang baru. Obat yang aneh.
Dari perjalanan patah hati yang membuat tidak bisa ngapa-ngapain akhirnya saya sering menghabiskan malam dengan ke kosan temen. Disana ya pasti akan diceramahi, dibully dan pokoknya suram deh. Tapi saya tidak bisa dirumah juga karena kebetulan masih nganggur dan tidak ada orderan apapun juga.
Sebetulnya menyebalkan karena saya adalah orang yang suka dengan kegiatan. Namun malam itu ternyata menemukan titik lagi dimana ada sebuah buku yang tergeletak di lantai kosan. Buku itu berjudul konspirasi alam semesta miliknya Fiersa Besari. Karena bingung mau ngapain akhirnya saya putuskan untuk membaca buku itu.
Pada dasarnya saya adalah orang yang suka membaca buku. Namun karena bingung mau baca apa ya seringnya tidak jadi membaca. Karena kadang malas dan banyak waktu diluar sehingga mau baca nanti jadi gak konsen, kepotong-potonglah. Pokoknya bagi saya baca itu butuh ruangan sendiri yang tenang dan tidak bisa diganggu gugat. Kek perasaanmu ke aku gitu, hahaha.
Dari buku konspirasi alam semesta inilah saya akhirnya menemukan titik kecocokan cerita dibuku dengan cerita di real life. Walaupun tidak semua tapi ada salah satu cerita yang akhirnya membuat saya bisa ketemu lagu “juara kedua” yang pas dengan apa yang saya rasakan. Saking suka alur ceritanya tidak terasa cuman semalam khatam buku itu. Sejak saat itulah akhirnya suka karyanya dan lagu yang paling disuka adalah celengan rindu. Karena walaupun posisi sedang patah hati, lagu itu membuat saya merasakan seperti ada orang yang nantinya akan selalu ku rindukan. Aneh kan, padahal aturan cocoknya lagu juara kedua, waktu yang salah, atau april. Entah kenapa malah yang tak sukain malah lagu itu, hahaha.
Keseringan di play membuat saya akhirnya sempat membuat semacam video lirik lagu itu yang di upload ke instagram dan twitter. Saya tidak mikir akan bisa nyanyi bareng dengan orangnya atau ketemu orangnya disuatu event dalam waktu dekat. Sampai ada sebuah titik lagi dimana secara tidak sengaja saya sedang buka instagram lalu melihat postingan @lampuung ternyata diakhir september ini Fiersa akan ke Lampung.
Hal awal yang saya pikirkan waktu itu adalah event itu berbayar dan perginya juga sama siapa. Sempat saya lupakan postingan itu karena kemungkinan tidak akan berangkat juga. Tapi paginya ketika menjadi panitia hari kunjung perpustakaan ada orang yang sebenarnya saya kenal cuman belum pernah interaksi sama sekali ngajak dan lainnya nonton konsernya Fiersa. Langsung tanpa ba bi bu bilang, yaudah kumpulin aja yang mau nanti berangkat.
Karena bingung mencari siapa saja yang mau berangkat membuat tiket pre sale yang kedua habis. Alhasil tinggal tiket on the spot yang tersisa dan tentu harganya pun sudah melambung 2 kali lipat. Sebenarnya kami tidak mempermasalahkan tentang tiket namun yang menjadi kekhawatiran adalah kehabisan tiket on the spot. Kalau kehabisannya sebelum berangkat tidak masalah. Tapi kalau kehabisan ketika pas di lokasi itu rasanya kek nelen es batu satu yang gede gitu. Perlahan-lahan masuk sampai akhirnya merasakan rasa dingin yang membunuh sehingga mau teriak pun tidak sanggup lagi.
Hohoho ternyata dijalan ada suatu hal yang sebenarnya sudah tau dari semalam. Yaitu adalah tentang ban yang kempes. Saya ketika ada perjalanan jauh selalu prepare dengan kendaraan. Namun kalau masalah ban saya adalah orang yang paling males untuk sekedar nambah angin. Dijalan ke arah Bandar Lampung cuman berdoa semoga ban depan tidak terjadi hal-hal yang merusak suasana nanti. Namun akhirnya kejadian juga ketika memasuki flyover pramuka ketika nikung ban itu sudah mulai kempes. Tapi saya gasak karena dari jalan Pramuka sampai Kemiling tidak ada satupun tambal ban yang buka karena hari minggu juga sih. Namun ketika memasuki Kemiling akhirnya menemukan satu bengkel.
Bodohnya saya malah minta isi angin ban nya. Lalu ketika jalan kembali merasakan ban memang benar-benar dalam keadaan bocor. Dengan dalih membuka GPS saya berhenti lalu mengecek ban depan. Dan akhirnya balik lagi ke bengkel itu untuk menambal ban yang malang tersebut.
Jam meunjukan pukul 13.00 WIB yang artinya sudah sejam sekolah yang mengadakan konser telah melakukan open gate. Hal ini jelas membuat cemas karena tiket on the spot telah dibuka mulai jam 12.00 WIB. Ketika sudah selesai masalah tambal ban akhrinya gas lagi untuk mencari lokasi event tersebut.
Sebetulnya saya adalah orang yang gampang ragu dengan GPS kalau bukan saya yang megang sendiri. Alhasil ketika mau cari lokasi sempat muter-muter gara-gara salah liat. Ketika sampai pun sempat muter lagi karena tempat sekolah dan parkir ternyata berbeda.
Kesan pertama ketika datang adalah kagum dengan kegiatan ini yang terstruktur rapi walaupun mereka masih di taraf sekolah menengah atas. Dari mulai parkir yang pengamannya bagus. Masuk ke sekolahnya pun sempat risih karena harus diperiksa-periksa ketika masuk gerbang sekolah. Ini membuat saya merasa kek dicurigain sedang membawa bom atau saya adalah salah satu buronan polisi karena sering patah hati lalu akan dicyduk kedalam penjara penyesalan, hahaha tapi semua itu memang kembali kepada safety. Agar acaranya dinikmati nyaman dan sans lah.
Akhirnya setelah banyak drama yang terjadi saya berhasil didepan loket on the spot dan tenyata masih kebagian tiket. Alhamdulillah tinggal beberapa jam bisa nyanyi bareng dengan orang yang dulu sempat tidak kusukai lagunya, hahaha.
Hal ini membuat saya berpikir bahwasannya berdirinya disini adalah sebuah titik yang telah dihubungkan dengan garis. Garis yang membawa saya akhirnya mengerti bahwasannya “didunia ini tidak ada sebuah kebetulan” semua telah diatur oleh yang maha kuasa. Walaupun kadang kita awalnya tidak mengerti kenapa kejadian itu menimpa. Tapi pada akhirnya kita akan mengerti bahwasannya ada hal yang lebih baik yang telah direncanakan oleh Yang Kuasa.
Cuman memang kita harus sabar, dan harus menunggu titik itu disambungkan oleh garis-garis yang akhirnya menjadi suatu hal yang pasti akan lebih baik. Hmm saya penasaran titik mana lagi yang akan menjadi cerita selanjutnya yang akan saya alami dan ditulis nantinya.
Ikan Hiu Makan Tomat
Itu gambarku ya yg dipakai? Sama kata2ku yg "babibu" hahaha
ReplyDeleteYg babibu itu engga keles. Klo yg gambar mah iya
DeleteAlahh iya aja, secara aku lebih dulu posting pake kata2 itu
Deleteiyo ni wae lah
Delete