Setiap pasti orang memiliki nama panggilan. Entah itu nama panggilan yang diambil dari nama lengkap maupun nama panggilan yang diberikan oleh orang disekitarnya. Misal yang gendut sering dipanggil ndut atau tung-tung kentung, yang badannya kecil dipanggil cil atau cebol, macam-macam pokoknya disesuaikan dengan pola, tingkah laku atau sesutau yang melekat didalam dirinya.
Entah siapa yang memulai dulu tapi hal tersebut sudah menjadi salah satu hal lumrah didalam keseharian kita. Tak kecuali saya juga punya beberapa nama panggilan yang disematkan dari sekolah dasar sampai saya sekarang masih kuliah menunggu kepastian akan diluluskan kapan. Duh gusti malah curhat :)
Nama panggilan saya yang pertama kali waktu di SD adalah Boneng. Entah itu nama panggilan atau nama untuk membully yang dicetuskan pertama kali oleh teman saya yang bernama Aji. Kemudian lambat laun nama itu menyebar sehingga menjadi nama yang sering diucapkan teman ketika ada perlu dengan saya. Biasanya sih engga jauh-jauh dari nyontek
Belum kelar rasa penasaran dengan yang melatarbelakangi teman saya mengeluarkan nama panggilan Boneng. Di suatu kesempatan lain ketika kerja kelompok atau apalah itu ada satu teman yang waktu itu nyeletuk, oalah dasar ateng-ateng. Teman saya yang bernama Medik ini mengeluarkan nama panggilan lagi yang sebenarnya ketika saya tanya alasannya jawabannya simpel. Karena saya mirip dengan orang didaerahnya yang rada-rada aneh. Sedih saya sedari SD ternyata sudah aneh :(
Belum kelar dengan nama Boneng dan Ateng. Ada nama baru yang muncul ketika memasuki kelas 5 yaitu nama Ceblong. Lagi-lagi nama panggilan ini tercetus dari mulut teman sebangku saya yang bernama Sigit (kalo orang jawa penak'e manggil siget). Saya juga engga tau apa alasannya dipanggil dengan nama itu. Apa karena saya mirip anakan katak yaitu ke'cebong yang kecil seringnya kesana kemari dan tertawa. Nama panggilan Ceblong akhirnya menjadi penutup ketika meninggalkan bangku sekolah dasar.
Masuk ke SMP lagi-lagi nama Ceblong kembali mengudara. Karena ada beberapa teman SD ternyata masuk ke SMP yang sama dengan saya bahkan malah ada yang sekelas. Makanya nama Ceblong menjadi nama yang kembali lagi menggema dikuping. Namun akhirnya ketika memasuki kelas 8 nama Ceblong akhirnya dapat tereliminasi. Nama apa yang dapat menggusur singgasana nama Ceblong yang sedari SD sudah menguasai lidah teman saya. Yaitu nama panggilan Ciblink yang berarti cilik mbeling sudah meruntuhkan dinasti yang hampir lama berdiri. Nama panggilan tersebut berasal dari teman saya yang bernama Angga. Sebenarnya bingung karena saya bukan orang yang overdosis nakalnya ketika SMP. Bisa dibilang saya penganut 3 D disekolah (Datang, Duduk, Diam). Tapi saya jujur suka nama itu yang akhirnya saya pakai untuk membuat akun facebook ditahun 2008 atau 2009.
Masuk SMA saya serasa menjadi orang yang benar-benar baru. Karena hanya ada 4 teman SMP saya yang masuk di sekolah tersebut dan hanya ada 1 orang yang sering manggil saya dengan panggilan Ciblink dan itupun beda kelas. Alhasil saya bisa memakai nama asli tanpa ada embel-embel nama panggilan lagi. Namun ternyata ketika memasuki akhir kelas 11 saya mendapatkan nama panggilan juga. Nama panggilan itu adalah Bomat alias bodoamat. Nama panggilan itu tercipta karena kelakuan saya sendiri yang waktu itu sering pusing gara-gara masuk disebuah organisasi intrasekolah. saya sering banget diledeki dan kata yang sering saya ucapkan ketika itu adalah bodoamat dan langsung ngacir entah kemana. Namun panggilan Bomat ini hanya diketahu oleh beberapa teman jadi lingkupnya masih lokalan belum interlokal.
Ketika menginjakkan kaki di bangku kuliah akhirnya saya bisa merasakan nama panggilan asli selama kurang lebih 7 semester. Sebelum akhirnya ada seorang teman yang bernama Dika memanggil saya dengan panggilan Eng. Entah tulisannya emang Eng atau Aang yang seperti di kartun Avatar. Sampai sekarang saya engga paham apakah itu cuman asal nyeplos atau saya emang dianggap seorang Avatar yang menguasai keempat elemen? Balik woy kejauhan amat mikir
Dari semua nama-nama yang terucap atau yang sengaja ditujukan kepada kita entah itu karena atas dasar ledekan atau memang menggambarkan kita. Walaupun memang nama panggilan itu palsu karena bukan merupakan nama asli kita. Seringnya kita juga terpancing emosi namun pada akhirnya semua sebenarnya mengarah kepada satu tujuan "bahwasannya kita spesial dan nama itu akan memudahkan mereka untuk mengingat kita".
Cobalah untuk menerima dengan kerendahan ego. Cari titik dimana kita dapat menerima itu sebagai sebuah hal yang dapat memberikan ruang ingatan kepada mereka. Ini loh kita yang sering digambarkan dengan nama panggilan yang kadang aneh, kadang nyeleneh, dan kadang hanya untuk bahan guyonan.
Ikan Hiu Makan Tomat.
Ketika menginjakkan kaki di bangku kuliah akhirnya saya bisa merasakan nama panggilan asli selama kurang lebih 7 semester. Sebelum akhirnya ada seorang teman yang bernama Dika memanggil saya dengan panggilan Eng. Entah tulisannya emang Eng atau Aang yang seperti di kartun Avatar. Sampai sekarang saya engga paham apakah itu cuman asal nyeplos atau saya emang dianggap seorang Avatar yang menguasai keempat elemen? Balik woy kejauhan amat mikir
Dari semua nama-nama yang terucap atau yang sengaja ditujukan kepada kita entah itu karena atas dasar ledekan atau memang menggambarkan kita. Walaupun memang nama panggilan itu palsu karena bukan merupakan nama asli kita. Seringnya kita juga terpancing emosi namun pada akhirnya semua sebenarnya mengarah kepada satu tujuan "bahwasannya kita spesial dan nama itu akan memudahkan mereka untuk mengingat kita".
Cobalah untuk menerima dengan kerendahan ego. Cari titik dimana kita dapat menerima itu sebagai sebuah hal yang dapat memberikan ruang ingatan kepada mereka. Ini loh kita yang sering digambarkan dengan nama panggilan yang kadang aneh, kadang nyeleneh, dan kadang hanya untuk bahan guyonan.
Ikan Hiu Makan Tomat.
Post a Comment
Post a Comment