Masa SD




Beranjak dan berjalan kedepan, hapus air mata dan cerita, saatnya melupakan. Penggalan lirik lagu dari band pee wee gaskins ini cukup membuat seseorang harus mempunyai pandangan untuk ke arah yang lebih baik atau paling tidak mempunyai pemikiran yang positif untuk kehidupan ini. Ooh, tapi ini bukan tentang lagu ini. Tapi ini tentang perjalanan menuju 20 th yang dirasa banyak sekali hal yang perlu di flashback. Bukan karena belum bisa move on ataupun belum mampu meninggalkan hal terindah dimasa dahulu. Tapi ini bentuk instropeksi sejauh mana kaki-kaki ini melangkah, tangan ini bertindak, serta otak ini memberikan gagasan.

Pertama mungkin diawali dengan masa SD yang penuh dengan kepolosan. Tidak seperti SD sekarang yang makin terlalu dipaksakan untuk dewasa lebih cepat. Seperti mengenal adanya sinetron yang berbau cinta, kekerasan, kebencian serta keanehan yang lainnya. Bukannya jaman dulu tidak ada sinetron juga. Tapi anak SD jaman dahulu cuman terpengaruhnya di dunia kartun. Entah itu Tamiya, Beyblade ataupun yang lainnya. Selebihnya cuman konsumsi lagu-lagu Peterpan yang memang sih banyak berbau cinta namun tidak sampai terpengaruh. Kalau boleh diibaratkan ya cinta itu masih sebatas suka dan tidak mungkin akan jalan berdua, ya pokoknya apa yang dibayangkan kalau lagi pacaran jaman sekarang. Hape pun gak secanggih jaman sekarang. Dulu paling hits 1202 ataupun Nokia N series yang tak rasa juga sudah keren dijaman SD ku dulu. bisa Untuk masalah prestasi hanya pada saat kelas 4 saja bisa menduduki peringkat ke 2. Selebihnya cuman ada di 6 dan 4. Memang aku bukanlah orang yang pintar ataupun juara kelas. Untuk karir olahraga sebenarnya ini yang jadi cita-cita sederhanaku dulu yakni pemain bola. Sering main bola antar kampung sebelah menjadikan aku sebagai orang yang kudu, mesti dan harus dibawa ketika main bola. Cuman kendala kenapa tidak lanjut di SSB adalah karena memang kurang disupport dan memang tidak ada dana. Kompetisi pada saat SD yang pernah aku alami pada saat kelas 5 yakni kompetisi antar SD Se-Metro. Moment itu adalah moment dimana aku memakai sepatu bola hasil dari pinjam ke adik kelas. Disinilah juga moment emas itu sirna karena memang pakai sepatu atau tidak ternyata berbeda sekali dan nampak raut wajah kekecewaan mereka dan hadiah yang pantas diterima buakan lain diganti padahal kalau dihitung belum ada 5 menitan diatas rumput. Ngenes memang dan jujur aku juga gak mau ngecewai mereka alhasil aku terima saja keputusan mereka. Soal cinta atau lebih tepatnya suka lawan jenis terjadi pada akhir kelas 5 dan disinilah terjadi ribut-ribut antara aku dan temanku. Gara-gara gosip aku suka sama gebetan atau pacarnya ya …….. ya pokoknya sejenis itu dan finally sebuah batu yang mengenai pundakku menjadi saksi atas hal konyol dimasa SD ini. Sejak saat itu dan sekarang, aku gak mau ngusik orang yang punya pacar, inceran, gebetan ataupun yang lainnya karena males ribut-ribut seperti yang diatas tadi. Masa-masa SD soal yang begituan, aku hanya bisa sebatas suka dan menyembunyikannya didalam badan saja. Walaupun ada satu orang yang bilang bahwa, “an kamu disukain sama itu lalu bla…bla…”, walaupun pada akhir kelas 6 ada seseorang yang aku benar sukai pada saat itu tapi sekali lagi aku masih malu untuk sesuatu yang berbau cinta dan sejenisnya. UN adalah puncak semua ini dan moment yang paling aku benci adalah buletin LJK. Udah tangan kadang pegel, penggaris buletan juga kadang tidak pas sama LJK. Mana dulu ya ketakutan gara-gara ada kotoran dikit di LJK nanti tidak kebaca di scan komputer yang membuat jadi tidak lulus UN. Sempat beberapa hari kepikiran lulus atau tidak. Tapi akhirnya bisa lulus juga di SD yang banyak sekali hal yang membuat aku ingin cepat pergi dari SD itu. Dan sekali lagi aku bukan orang yang pintar terbukti dari hasil UN matematika cuman 5.50 saja dan yang lainnya IPA dan B. Indonesia rata-rata hanya 7. Tapi syukur Alhamdulillah bisa lulus 

... Bersambung 

Related Posts

Post a Comment