Sore disebuah warung mie diujung barat kota ini ada dua manusia yang tengah berusaha mengurangi defisit rindu. Dipilihnya mie karena merupakan makanan favorit wanita pujaan laki-laki tersebut. Sebenarnya laki-laki ini tidak terlalu menyukai mie jika dalam seminggu sudah sering masuk kedalam perutnya. Alasannya klasik, "karena terlalu banyak mie nanti tidak sehat". Tapi laki-laki ini juga tidak bisa menolak jika sang pujaan yang mengajak apalagi mereka juga sedang merasakan rindu yang sudah terlanjut menggunung di hari itu.
Terlepas kekhawatiran akan turun hujan karena awan hitam sudah mengepul dilangit dan siap memuntahkan pasukan air. Kedua orang ini pun sudah tidak memperdulikannya dan langung saja memesan mie dengan berunding akan memilih porsi yang mana lalu akhirnya memutuskan untuk pesan porsi setengah. Sebenarnya ada porsi yang full tapi karena mereka baru pertama kali makan di tempat itu akhirnya dipilih porsi yang aman untuk mencegah jika nanti rasanya tidak sesuai selera. Kalaupun harus dengan porsi yang full nanti juga ujung-ujungnya kalau mienya tidak habis. Laki-laki ini yang akan menjadi sasaran empuk untuk menghabiskannya.
Iya, laki-laki ini sebenarnya kelewat mengalah dan wanitanya terlalu attack dalam hal obrolan. Ketika dijalan kedua orang ini sudah mempeributkan nama warung mienya.
Ini tuh warung mie ayam loh, tapi lupa namanya apa, pokoknya ada bil-bilnya gitu
Hampir di sepanjang jalan kalimat itu yang selalu terucap lewat bibir tipisnya. Lalu untuk memecah kalimat tersebut laki-laki ini akhirnya juga mengajukan sebuah proposal challenge kepada wanitanya.
Yaudeh, sekarang kita tebak namanya aja gimana?
Tapi dengan perasaan tidak bersalah dia tetap mengulang kalimatnya yang sudah-sudah.
Ihhh, namanya tu ini lohhh kalo gak salah.
Lamunannya buyar ketika semangkok mie gepeng sudah hadir dimejanya. Diambilnya saus untuk menambah citarasa mie tersebut sembari memperhatikan wanitanya yang tengah asik menuangkan kecap. Memang secara selera mereka jauh berbeda karena wanitanya cederung suka manis sedangkan pria ini lebih suka yang asin. Tapi soal pedas mereka memang tidak mempermasalahkan karena sama-sama menyukainya.
Tapi untuk sore ini mereka sepakat bahwa mie ini memang enak. Hanya saja porsinya yang kurang banyak sehingga belum terasa lengkap nikmatnya. Plus ditambah hujan sudah mengguyur dikala satu suapa terakhir menambah suasana kurang sempurna disore itu. Kurang sempurna karena dihari itu juga sang pujaan juga tengah mengalami hari pertama masa periodik. Laki-laki ini ingat dengan cerita wanitanya jika didalam hari pertama periodik ada wanita yang sampai guling-guling atau bahkan yang parah ada yang mukanya sampai pucat. Jadi ingat dialog di film Padman, "Setengah jam laki-laki berdarah seperti wanita, laki-laki langsung mati".
Hujan mengguyur semakin deras dan laki-laki ini semakin sering melihat raut wajah wanitanya yang sedang menahan sesuatu. Disodorkan tangan laki-laki ini ke arahnya agar ketika sakit itu datang dapat berbagi didalam genggaman. Memang tidak akan mengurangi sakitnya namun laki-laki ini berharap dengan begitu wanitanya akan merasa ada seseorang yang siap membersamainya apapun yang wanitanya rasakan.
Derasnya hujan dan waktu semakin mendekati malam membuat kedua orang ini harus cepat-cepat memikirkan tindakan yang akan diambil. Tetap di warung mie dan menunggu hujan atau menerabas hujan dengan satu mantel? Kalaupun harus menunggu hujan reda konsekuensinya pasti akan pulang malam. Setelah hampir 30 menit menunggu akhirnya mereka memutuskan mengambil tindakan nekat pulang menerobos hujan dengan satu mantel.
Suatu keputusan yang berat mengingat sang pujaan juga sedang mengalami masa periodik dihari pertama. Belum lagi harus menerabas derasnya hujan, angin kencang, air meluap dijalan serta kendaraan yang kadang seenaknya melaju kencang sehingga menimbulkan cipratan air yang mengenai badan maupun muka. Semua hal tidak mengenakan itu memang sudah menjadi risiko atas keputusan yang telah dibuat. Namun keputusan tidak bisa sepihak karena yang namanya hubungan pasti bukan tentang satu orang saja. Aspek-aspek yang lainnya seperti berusaha merasakan apa yang orang lain rasakan juga perlu diasah agar tidak menjadi orang yang merasa dirinya penting sendiri.
Akhirnya banner ayam geprek menghentikan laju motor sekaligus menjadi tanda berakhirnya petualangan yang awalnya hanya ingin melepaskan rindu ditemani semangkuk mie.
Ikan Hiu Makan Tomat
Iya, laki-laki ini sebenarnya kelewat mengalah dan wanitanya terlalu attack dalam hal obrolan. Ketika dijalan kedua orang ini sudah mempeributkan nama warung mienya.
Ini tuh warung mie ayam loh, tapi lupa namanya apa, pokoknya ada bil-bilnya gitu
Hampir di sepanjang jalan kalimat itu yang selalu terucap lewat bibir tipisnya. Lalu untuk memecah kalimat tersebut laki-laki ini akhirnya juga mengajukan sebuah proposal challenge kepada wanitanya.
Yaudeh, sekarang kita tebak namanya aja gimana?
Tapi dengan perasaan tidak bersalah dia tetap mengulang kalimatnya yang sudah-sudah.
Ihhh, namanya tu ini lohhh kalo gak salah.
Lamunannya buyar ketika semangkok mie gepeng sudah hadir dimejanya. Diambilnya saus untuk menambah citarasa mie tersebut sembari memperhatikan wanitanya yang tengah asik menuangkan kecap. Memang secara selera mereka jauh berbeda karena wanitanya cederung suka manis sedangkan pria ini lebih suka yang asin. Tapi soal pedas mereka memang tidak mempermasalahkan karena sama-sama menyukainya.
Tapi untuk sore ini mereka sepakat bahwa mie ini memang enak. Hanya saja porsinya yang kurang banyak sehingga belum terasa lengkap nikmatnya. Plus ditambah hujan sudah mengguyur dikala satu suapa terakhir menambah suasana kurang sempurna disore itu. Kurang sempurna karena dihari itu juga sang pujaan juga tengah mengalami hari pertama masa periodik. Laki-laki ini ingat dengan cerita wanitanya jika didalam hari pertama periodik ada wanita yang sampai guling-guling atau bahkan yang parah ada yang mukanya sampai pucat. Jadi ingat dialog di film Padman, "Setengah jam laki-laki berdarah seperti wanita, laki-laki langsung mati".
Hujan mengguyur semakin deras dan laki-laki ini semakin sering melihat raut wajah wanitanya yang sedang menahan sesuatu. Disodorkan tangan laki-laki ini ke arahnya agar ketika sakit itu datang dapat berbagi didalam genggaman. Memang tidak akan mengurangi sakitnya namun laki-laki ini berharap dengan begitu wanitanya akan merasa ada seseorang yang siap membersamainya apapun yang wanitanya rasakan.
Derasnya hujan dan waktu semakin mendekati malam membuat kedua orang ini harus cepat-cepat memikirkan tindakan yang akan diambil. Tetap di warung mie dan menunggu hujan atau menerabas hujan dengan satu mantel? Kalaupun harus menunggu hujan reda konsekuensinya pasti akan pulang malam. Setelah hampir 30 menit menunggu akhirnya mereka memutuskan mengambil tindakan nekat pulang menerobos hujan dengan satu mantel.
Suatu keputusan yang berat mengingat sang pujaan juga sedang mengalami masa periodik dihari pertama. Belum lagi harus menerabas derasnya hujan, angin kencang, air meluap dijalan serta kendaraan yang kadang seenaknya melaju kencang sehingga menimbulkan cipratan air yang mengenai badan maupun muka. Semua hal tidak mengenakan itu memang sudah menjadi risiko atas keputusan yang telah dibuat. Namun keputusan tidak bisa sepihak karena yang namanya hubungan pasti bukan tentang satu orang saja. Aspek-aspek yang lainnya seperti berusaha merasakan apa yang orang lain rasakan juga perlu diasah agar tidak menjadi orang yang merasa dirinya penting sendiri.
Akhirnya banner ayam geprek menghentikan laju motor sekaligus menjadi tanda berakhirnya petualangan yang awalnya hanya ingin melepaskan rindu ditemani semangkuk mie.
Ikan Hiu Makan Tomat
Laki-laki yang so sweet anda ini
ReplyDelete