Ramadhan di Tengah Pandemi

Tinggal beberapa hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita semua. Kita sadari juga bahwa Ramadhan kali ini memang berbeda dari yang kemarin-kemarin. Menarik jika kita coba bedah Ramadhan ditengah pandemi kali ini. Apa saja kira-kira kebiasaan yang hilang atau apa saja kebiasaan baru yang muncul?

1. Tarawih dirumah saja
Di daerah yang kategori merah sebelum puasa pun sudah diberikan arahan untuk beribadah dirumah saja. Ada juga yang masih mengadakan sholat berjamaah dengan menerapakan tindakan preventif seperti menggulung sajadah, memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan. Tak terkecuali tempat ibadah di daerah saya yang pada awal tarawih masih bisa dihitung yang memakai masker. Lalu berkembangnya kasus di daerah saya akhirnya pihak masjid setelah didatangi oleh petugas mulai meniadakan sholat tarawih dan hanya menyelenggarakan sholat jama'ah untuk sholat fardlu saja.
Padahal moment tarawih sering saya manfaatkan untuk keliling tempat ibadah satu ke tempat ibadah lainnya. Ada yang mulai merindukan suara anak-anak ketika balapan Aamiin dengan imam?

2. Buka Bersama
Ini sudah pasti jadi agenda wajib orang-orang ketika masuk bulan Ramadhan. Bukber yang dimaknai  reuni atau jadi ajang kumpul-kumpul orang yang susah kumpul kalau dibulan-bulan biasa. Sekarang? bisa lihat didaerah masing-masing yang sudah menerapkan peraturan dilarang berkumpul masih ramai atau tidak tempat-tempat yang biasa dijadikan bukber?
Jujur saya malah senang kebiasaan bukber ini akhirnya bisa terhenti. Karena kalau dilihat dari tahun-tahun yang dulu. Hampir semua tingkatan pendidikan/organisasi pasti melakukan agenda bukber. Yang susah ini uangnya lalu ngatur jadwalnya agar tidak tabrakan belum lagi kalau jadi koordinator yang nyari tempat. Sudah ketemu tempat yang cocok tapi biasanya ada yang protes tidak suka ayam kalau pahanya cuman satu lah, makanannya yang tidak enaklah. Ujung-ujungnya diskusi digrup hanya menjadi sebuah wacana forever. Tapi kalau dipikir-pikir moment apa yang pas untuk mengadakan reuni selain lebaran dan di bulan Ramadhan?

3. Mercon
Tanda bulan Ramadhan salah satunya adalah maraknya pedagang mercon dan mulai masifnya suara mercon di gang-gang rumah. Bocil-bocil ini sering sekali dalam dua tahun belakangan main mercon di depan rumah. Mulai dengan mercon rawit sampai yang dari kaleng bekas. Yang sering itu pagi atau sehabis sholat tarawih atau malah ketika sedang tarawih pun dengan tawa khas bocil mereka mulai beraksi. Sekarang? sudah tidak pernah terdengar lagi suara mercon rawit atau mercon dari botol yang sering membuat jantung dag-dug karena kaget.

4. Tadarusan
Masih terdengar orang yang tadarusan di masjid dengan Toa masjid? Kalau masih dengar anda salah satu orang yang masih beruntung. Karena di tempat saya tinggal hal ini sudah tidak terdengar lagi. Bisa saja sih tidak terdengar karena sudah tidak memakai Toa lagi untuk tadarusannya atau memang sudah pada dirumah sendiri-sendiri. 

5. Tempat Nyari Takjil
Tahun lalu mencari tempat takjil saking bingungnya karena banyak sekali digelar di daerah saya yaitu di Purwosari, Yosomulyo dan Rejomulyo. Namun karena kali ini sedang berada ditengah pandemi pasar yang secara konsep di gerakan oleh warga sekitar akhirnya harus ditiadakan juga demi mematuhi peraturan pemerintah.
Namun saya perhatikan di daerah Impuro dan Hadimulyo Timur malah yang cenderung dulunya sepi tempat takjil malah sekarang menjadi tempat hunting takjil baru. Memang sudah ada beberapa aparat dan pamong setempat yang sudah mengingatkan untuk tetap menggunakan protokoler kesehatan tidak sampai membubarkan.

Cukup banyak perbedaan yang dapat dilihat untuk Ramadhan kali ini, banyak kebiasaan terpaksa harus dihentikan demi memutus rantai penyebaran virus ini. Setidaknya tulisan ini kedepannya dapat menjadikan pengingat untuk selalu mensyukuri segala hal. Apa pernah kebayang dulu kalau semua ini akan terjadi? 


Ikan Hiu Makan Tomat

Related Posts

Post a Comment