Mencoba Realistis

Memiliki kecenderungan berpikir tentang kedepan ataupun mudah sekali menimbang-nimbang tentang kehidupan dahulu dan sekarang merupakan pola yang sekarang sering muncul dalam pikiran. Entah karena faktor bertambahnya umur atau memang sudah waktunya berada pada fase pola ini. Bahkan pola ini juga akan sangat sempurna jika ada suatu hal yang dapat mengingatkan baik berupa benda, foto ataupun objek lain. Dan malam kemarin pola ini kembali mengetuk pikiran yang paling dalam.

Sedikit bernostalgia dengan beberapa video yang sempat di abadikan lalu akhirnya membuat ingatan kembali menyelam kepada suatu kenangan seraya berkata dalam hati, "kok bisa ya canda tawa ini kalau dilihat sekarang malah seolah mengusahakan hal yang sia-sia". Bagaimana tidak dari beberapa perpisahan dengan teman kuliah maupun sekolah, semua kebahagiaan yang timbul baik berupa kebersamaan ataupun kekompakan akhirnya belum tentu dapat membekas di masing-masing individu. Baiklah kalau akhirnya semua harus mendebat kepada hak masing-masing individu tentang problem belum tentu satu visi, satu frekuensi, sama obrolan, sama gaya, sama tongkrongan, sama stylenya dan apapun itu yang menurutmu menjadi tujuan dalam kuliah atau sekolahmu. 

Sekarang timbul perasaan sedih jika pada akhirnya kenangan yang berusaha dibingkai agar lebih mudah ketika mengingatnya malah terkesan sekarang tidak mengisi ruang terbaik dalam masing-masing individu.

Mungkin ini sikap yang sangat terkesan menghakimi para individu yang menurutku sama sekali tidak memberikan sebuah hal yang positif. Atau memang fase sekarang ini orang lebih nyaman dengan postingannya di sosial media atau malah menjadi penonton setia dikarenakan terlalu sulit untuk bertegur sapa karena sudah berbeda tempat maupun obrolan ? Kadang punya pemikiran simpel ketika dulu belum saling kenal pasti akan cenderung tidak akan jadi pemilih? Namun kalau sudah kenal? Oh, lupa kalau orang sudah tau semuanya biasanya timbul sifat membandingkan dan ketika tidak cocok langsung saja menjauh.

Entahlah kalau dipikir-pkir semua orang pada akhirnya akan memilih realistis dalam kehidupannya dan cenderung akan memilih orang yang lebih memberikan banyak harapan dari pada harus buang waktu untuk mengingat kejadian yang sudah terlewatkan dan tak ada artinya lagi. 






Related Posts

Post a Comment